Jangan menertawakanku. Aku baru saja tiba di rumah ini—-untuk pertama kalinya---dan rumah Alice memang tak terlalu besar,tapi setelah apa yang telah kudengar dari Joshua,dan segala macam penglihatan soal membaca memori orang---dalam kasus ini aku melihat memori Alice,yang tak terlalu membuatnya senang,memang(bisa dibilang,jika keadaannya memungkinkan,dia bisa saja menghajarku). Tapi ini sudah cukup membuatku sulit mencari ruang makan,membutakan inderaku.
Ketika aku melewati sebuah ruangan yang kelihatannya merupakan ruang tamu,aku mendengar suara Joshua berbicara di---setelah aku mengintip ke dalam---telepon.
“Irena,tolong mengertilah. Keadaan sudah cukup sulit. Jangan melibatkan dia? Hanya dia yang dapat menemukannya.”
Aku menelengkan kepala,tidak berminat menguping. Aku sudah hendak beranjak dari tempatku ketika aku mendengarkan sebuah nama disebut.
“Tidak,tapi Hayden juga dalam bahaya. Tidak bisa untuk tidak melibatkan anak itu.”
Lalu terdengar jeritan dari telepon---suara wanita yang berteriak---sampai-sampai Joshua terpaksa menjauhkan gagang telepon dari telinganya sejauh 60 senti. Dan aku mendengar jelas apa yang diteriakkan wanita itu.
“KAU NGGAK AKAN MELIBATKAN LUKE! PEDULI AMAT DENGAN HAYDEN!”
T-tunggu…siapa nih yang menyebut-nyebut namaku? Dan apa hubungannya dengan Ayah? Yah,aku memang belum pernah secara langsung bertemu Hayden,(setidaknya yang kukira Ayah itu rupanya adalah Benedict,Guardianku)tapi setidaknya dia masih ayahku kan? Memangnya ada berapa kenalan Joshua yang bernama Hayden?
Aku bukan orang yang suka menguping,tapi siapa yang bisa menahan diri untuk tidak menguping begitu mendengar namamu disebut?
Joshua kembali mendekatkan gagang telepon ke telinganya,terlihat sangat hati-hati dan waspada,seolah takut gagang telepon itu bakal meledak.” Dengar,Irena. Kita hanya bisa mengandalkan anak itu. Dia bisa melacak keberadaan Hayden. Dan berhentilah bersikap egois seperti itu,apalagi waktu kita tinggal beberapa hari…”
Tiba-tiba Joshua berhenti bicara,lalu menurunkan gagang telepon. Mungkin Irena sudah menutup teleponnya.” Dasar nenek sihir,”gerutunya.
Joshua berbalik. Aku terlalu lambat sampai akhirnya dia melihatku. Dan cuma 2 kata yang muncul di kepalaku,gawat,ketahuan.
Joshua mengangkat bahu.” Yah,kadang kita sendiri nggak bisa menahan diri untuk tidak menguping. Aku juga begitu. Nah,bagaimana jika kita makan malam dulu?”
Percayalah,aku malu sekali telah ketahuan menguping. Tapi Joshua santai saja,malah sambil bersiul-siul menyanyikan salah satu lagu Kylie Minogue,Locomotion seolah tadi kami hanya kebetulan bertemu dan memutuskan berjalan bersama ke ruang makan.
Makanan yang dihidangkan di meja sungguh menggugah selera,karena aku menemukan bahwa sebagian makanan itu adalah makanan kesukaanku. Salmon panggang,Chicken spaghetti casserole,dan Sup Veggie Cheese.
“Woah,”gumamku sambil mengamati makanan di meja.”Siapa yang---“
“Aku,”kata suara yang tak asing dari arah dapur.” Penutupnya blueberry pudding.”
Aku menelan ludah.” Aku tak pernah tau kau bisa masak,Alice.”
Joshua tertawa.” Alice pasti akan jadi istri yang baik.”
Aku melirik Alice sambil bergumam pelan,”Istri?”
Alice mengangkat alis,melemparkan tatapan sarkastik padaku.” Kau keberatan? Bagaimana jika aku bisa?”
Aku tak berniat mencari masalah baru dengan Alice,maka aku memutuskan untuk tutup mulut dan melirik makanan di meja dengan tatapan lapar.
“Ayo makan,”kata Joshua riang,tidak menyadari tatapan tajam Alice kepadaku.
Aku mengambil tempat duduk di meja makan. Meja makannya tidak terlalu kecil,juga tak terlalu besar,tapi cukup untuk 5 orang. Meja itu ditutupi taplak meja bercorak kotak-kotak merah-emas.
“Aku makan ya,”kataku pelan.
Aku menyendok salmon panggangku,lalu memasukkan ke dalam mulut. Enak. Tapi ada yang harus kutanyakan sebelum kepalaku meledak,dan aku sudah menahan diri dari tadi.
“Sir,”kataku sambil mencoba sedikit sup Veggie Cheese. Rasanya benar-benar pas,diam-diam aku menganggumi Alice (tenang saja,aku takkan pernah bilang padanya bahwa dia sangat pandai masak---mungkin ketika aku mati tenggelam,kurasa).” Aku mendengar Sir bicara lewat telepon,tapi aku hanya kebetulan lewat,bukannya sengaja menguping,”aku buru-buru menambahkan,melirik gugup pada Joshua,tapi Joshua hanya tersenyum,memintaku meneruskan,”aku-aku mendengar namaku disebut. Dan...Hayden. Ayah.”
Joshua menghela nafas.” Sudah kubilang kita nggak akan bisa menyimpan hal ini lebih lama,”gerutunya,lebih kepada dirinya sendiri.
“A-apa yang terjadi pada Ayahku?”tanyaku,tak bisa mengendalikan rasa penasaranku.” Bahaya apa yang---“
“Aku akan menjelaskan,”janjinya.” Tapi kita akan mulai dari pertanyaan yang mendasar dulu...tahukah kau siapa yang menelepon tadi?”
Aku menggeleng.” Seseorang yang bernama Irena?”
Joshua menggaruk kepalanya,agak gugup,yang,jika dinilai dari pembicaraannya dengan Irena tadi,yah---mungkin dia takut pada Irena.“Dia Ibumu,Luke.”
setelah berabad" aku nunggu, akhirnya post juga..
ReplyDeletelebayyy g smpe abad lah yauu....hahahah
ReplyDeletetp td blog wa hang kali,post smpe 5x baru bs,blm lg 4x error