Saturday, December 29, 2012

Chapter 2 Hortenz School Part 5


Kira-kira setelah jam pelajaran Matematika berlangsung selama 1 jam,ada yang memecah keheningan kelas (tadinya ribut,tapi karena para murid bosan karena Mr. Pearson tidak marah ataupun setidaknya menunjukkan ekspresi lain selain ekspresinya yang membosankan itu,akhirnya kelas tenang sendiri dan berubah menjadi suasana mengantuk) dengan mengetuk pintu kelas. Kelihatannya sih bukan fans-fans Angelo.
“Masuk,”Mr. Pearson memberi izin.
Pintu kelas dibuka. Aku agak terkejut melihat George sedang berdiri di sana. Kayaknya kami sama sekali belum baikan,dan biasanya seumur hidup belum pernah ia datang ke kelasku,apalagi saat di tengah jam pelajaran. Tapi ekspresinya membuatku ragu,seolah ia baru menerima kabar terburuk,dan aku yakin sebentar lagi kabar itu akan segera disampaikan padaku.
“Maaf mengganggu,Mr----?”
“Pearson,”kata Mr. Pearson.
“Ada masalah yang sangat mendesak,Sir,sehingga saya harus menginterupsi di tengah pelajaran anda,tapi saya harus segera membawa pulang adik saya,Lucas Kingston. Ada masalah besar keluarga.”
Mr. Pearson mengerjap karena George bicara dengan nada cepat dan agak panik.” Baiklah.”
Aku berdiri,bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Julius membantuku menyimpan buku-bukuku,lalu ia menepuk pundakku.” Semoga tak ada masalah.”
“Trims.”
Aku mengangguk sopan pada Mr. Pearson,lalu keluar kelas.
“Ada apa ini?”tanyaku penasaran,begitu keluar dari kelas. Aku bahkan sempat melupakan pertengkaranku dengan George.” Apa yang masalah besar keluarga?!”
Tampaknya George masih marah padaku---tak kusangka dia sependendam itu--- dan mungkin dia makin marah karena aku santai saja dan terkesan tak peduli dengan pertengkaran itu.” Aku tidak akan datang ke kelasmu kalau bukan masalah yang sangat mendesak,Luke. Kau kira aku memaafkan mu?”
Aku menaikkan alis. Aku merasa tidak bersalah sama sekali.” Setahuku,aku tidak bersalah.”
George tidak senang.” Ayah tercintamu mendapat masalah. Tetangga melihat nya terkapar di pekarangan,lalu menelpon pihak sekolah.”
Rasa panik menyergapku,aku bahkan tak memperhatikan kata-kata ‘ayah tercintamu’.” Apa?!”
 “Karena itu kita harus pulang,”kata George,kelihatan tidak senang.” Kita lihat apa masalah Ayahmu.”
Aku tidak senang juga melihat betapa George tidak memedulikan ayah.” Pertengkaran kita bisa ditunda,”geramku.” Kita punya masalah sebesar ini tapi kau malah---“
Aku berusaha mengontrol emosiku yang nyaris meledak. Aku mengambil nafas pelan.
“Malah?”pancing George.
Aku membuang nafas pelan,lalu bicara dengan nada yang lebih tenang.” Aku kecewa padamu. Jika sikapmu seperti ini terus,aku tak mengakuimu sebagai putra sulung. Aku benci kau,George Kingston.”
Sungguh luar biasa aku bisa mengatakan “aku benci kau” dengan nada sekalem itu seolah aku sedang membicarakan aktivitas sehari-hariku. Tapi George tidak mengatakan apa-apa,tapi ia terlihat terkejut sekaligus terguncang (kusangka dia akan menghajarku di tempat,lalu besok pagi kami berdua akan jadi headline news di majalah dinding dengan judul “Pertengkaran saudara yang menggemparkan” lalu muncul foto kami berdua sedang bergulat? Aku tak suka ide itu),dia hanya berjalan menuruni tangga dan dengan enggan aku mengikutinya turun menjemput Maggie.
Biasanya Maggie tak pernah bicara padaku kecuali kalau memang benar-benar penting,tapi ia memandang kami berdua dan bertanya,”Ada apa dengan kalian? Kenapa muram begitu? Aku tau kalian memang jarang bicara,tapi kelihatannya ini agak lain dari biasanya... kalian bertengkar?”
George beralasan bahwa ada masalah menimpa Ayah,dan itulah yang membuat kami muram. Mata Maggie melebar,panik juga.” A-apa? Kalau gitu kita harus cepat pulang! Apa lagi yang kalian tunggu!?”
Kami pulang naik taksi,dan segera pulang,cemas apa yang akan terjadi nantinya.
Ketika George membuka pintu pagar,sosok terkapar yang ada di pekaranganmenunjukkan bahwa George tidak bohong.
“Ayah!”aku dan Maggie menjerit bersama,lalu lari menghampirinya.
“Dimana Katie?!”tanya Maggie panik,tampak kacau sekali.
Tiba-tiba tak kusangka-sangka Ayah malah mencengkeram kakiku. Matanya melotot ngeri seolah sudah mau kiamat,lalu ia bicara terbata-bata.” Ada musuh...Brankas...meja kerja....2512-1208---“
Lalu ayah berhenti bicara,matanya tetap terbuka.
Maggie syok.” Dia...nggak mungkin...kan?”
Aku menelan ludah,nggak percaya apa yang kulihat dan tidak bisa bicara. Tapi,di lain pihak,seharusnya aku mengkhawatirkan ayah atau memanggil ambulans,tapi bukan itu yang kulakukan.
Aku lari ke dalam rumah.
Aku dapat mendengar Maggie menjerit,”Apa yang kau lakukan!” sementara aku menerobos ruang kerja Ayah. Kudorong pintu kayu berat dan langsung masuk,berusaha mencari brankas yang ayah maksud.
Meja kerja.
Aku mengedarkan pandangan ke meja kerja ayah yang penuh kertas,seolah sudah diobrak abrik. Aku melongok ke bawah meja.
Sebuah brankas kecil warna hitam ada disana. Kutarik keluar (berat sekali!) brankas itu dan berusaha mengingat kode yang dikatakan Ayah tadi.
2512—apa tadi?
Kupandangi brankas itu. Jenis brankas digital 16 digit.
Tunggu. 16 digit?
“Fuh,akhirnya,”kata suara yang jernih dan ringan dari belakang yang kukenal.” Syukurlah Guardian itu sudah kuurus. Tapi gara-gara dia,aku malah nyaris telat membuka kode itu.”
Aku berbalik kaget. Aku tak percaya apa yang kulihat,seorang gadis berambut pirang,bermata hijau yang sangat kukenal. Ia merapikan roll rambutnya.
Saking terkejutnya aku malah berkata,”bukannya kau punya urusan keluarga? Kata Julius kau ikut reuni keluarga?”
Elaine mendengus. Dengusan meremehkan yang membuat image sang putri baik Elaine hancur di pandanganku. Dia seperti orang lain saja,caranya memandangku sangat angkuh sampai-sampai kupikir aneh juga Elaine bisa berekspresi seperti itu. Tapi instingku bilang bahwa sifat Elaine selama ini hanya bohong,dan inilah sifat aslinya.
Aku tak terlalu percaya.
“Semua lelaki sama saja. Pongah,”cibirnya.” Samson,siapapun itu,semuanya sama bodohnya.”
Aku tak terlalu senang mendengarnya.” Julius dan Roger akan kecewa melihatmu bolos untuk merampok rumah orang.”
“hmm...menarik,”gumamnya.” Kode nya 2512-1208-1510-1307. Nah,minggirlah biar aku bisa buka brankas itu. Kecewa? Julius! Dia bilang kau akan kecewa gara-gara kita masuk ke rumah orang dan melumpuhkan 2 guardian?!”
Ada sesuatu mewujud di udara. Ada 2 orang berdiri di sana,2 orang yang sangat kukenal.
“Apa yang---“
“Terkejut?”tanya Julius kalem.” Maaf,tapi waktu kami memang agak mepet. Kami cuma diberi 2 hari,jadi harus dipercepat.”
“Kupikir kau temanku,”geramku.
“Teman?”ujar Julius.” Kuharap juga begitu,Luke. Tapi dunia tak mengizinkan demikian. Sebenarnya aku ingin meyakinkanmu lebih lama lagi,tapi kami tak punya waktu. Kau teman ngobrol yang baik.”
Aku ingin sekali segera menghilang dari tempat itu. Kenyataan ini terlalu berat. Ayah kritis. Sekarang teman baru ku yang sudah kuanggap sahabat ternyata penyebab kritisnya Ayahku.” Kau sudah mengawasiku selama ini,”kataku perlahan.” Dan Elaine mengorek informasi kode dari brankas ini.”
“Kepongahan lelaki,”Elaine berkata lagi. Menyebalkan.
“Sudahlah,”geram Roger.” Kita buru-buru,sementara kalian malah berdebat?” Roger memandangku dan memasang muka sangar yang mampu membuatku mundur selangkah.” Cepat serahkan!”
Aku tutup mulut. Serahkan apa?
Julius menghela nafas.” Kau menakutinya,Roger. Siapapun jika digertak begitu tidak mungkin mau menurutimu. Bahkan aku juga tidak.”
Julius menatapku.” Serahkan saja,dan kami tak akan mengganggumu lagi.”
Aku ingin bilang,LALU AYAHKU?! Tapi tak jadi,entah kenapa aku merasa harus diam saja.
Roger memutar bola matanya.” Aku tak peduli,pokoknya cepat saja. Aku bosan jadi bayangan.”
“Kau mau jadi penguasa,ambisi besar,seperti yang dikatakan master,”gerutu Elaine.
“Bayangan?”kataku otomatis.”Apa maksudmu bayangan?”
Aku pernah bilang kan untuk tidak menjadikan Roger musuh? Tampaknya aku memang sudah menjadikannya musuh,bukan lagi sekutu. Roger memandangku seolah ingin memakanku.
“Dia sudah menyembunyikan ekspresi itu begitu lama,”komentar Elaine.” Dasar,aktingmu payah.”
“Aktingmu bagus,”gumam Julius.” Aku saja hampir percaya kau ternyata sebaik itu. Padahal angkuh---“
“Kuterima pujianmu,”kata Elaine agak jengkel.
Tapi Roger tidak mendengarkan. Ia malah membentak dengan suara kasar dan serak yang keras dan hampir membuatku terloncat dari tempatku sendiri.” Jangan pura-pura bodoh,Kingston! Kau kira itu bisa mengelabui kami ya?!”
Julius lagi-lagi menghela nafas,mungkin capek melihat Roger.” Dia memang tak tahu apa-apa. Dan ini memudahkan kita.”
Roger,antara tidak senang karena dikritik Julius atau gara-gara tidak sabar---mukanya jadi seram,tentu saja--- berkata,”Sudahlah! Cepat!”
CEPAT APA?!pikirku putus asa.
Elaine tampak sangat kesal melihatku.” Kau pandai mengalihkan perhatian,”katanya.” Cepat serahkan,kami nggak punya waktu. Kami cuma diberi 2 hari.”
“Aku nggak ngerti kalian mau apa!”bentakku.” sikap kalian nggak jelas!”
Elaine tampak gusar.” Apa?!”
Aku nggak ngerti kenapa dulu bisa-bisanya suka pada gadis mengerikan ini. Jelas mereka hanya pura-pura seolah kebetulan kenalan denganku dan mengincar entah apa dari kami,dan akting mereka bagus (tapi Roger tetap sangar sih). Hatiku sedih ditipu seperti itu.
Lalu aku mengutarakan pikiranku langsung ketika melihat Elaine marah.” Kau jelek kalau sedang marah.”
Mata Elaine melotot. Dia memang cantik,tapi sekarang ia tak tampak cantik sedikitpun di mataku.
Mungkin Julius lah yang paling tenang dan kalem.” Jaga emosimu,Elaine.”
“tapi dia---“
Elaine berusaha menenangkan emosinya.” Baiklah.”
“Kurasa kau terlalu keras pada Ayahnya,”komentar Julius.
“Eh?”kata Elaaine agak heran.” Habis dia keras kepala---“
“Kau kan nggak perlu membunuhnya,”kata Julius.” Dia memang belum tahu itu bukan Ayahnya,tapi kan cukup berguna sebagai sandera.”
Elaine memutar bolamatanya.” Harusnya kau bilang lebih cepat. Lagipula Guardian mereka keras kepala. Sudahlah,cepatlah,Julius. Aku masih harus mengambil dari Alice!”
Aku melakukan satu-satunya hal yang masuk akal,meski aku tak paham apa yang terjadi,yaitu bertanya,”Kenapa kalian lakukan ini?”
“Master K.C. punya tawaran bagus,”gumam Elaine.
“Sangat bagus,malah,”tambah Roger.
“Untuk orang tamak sepertimu,tentu saja sangat bagus,”kata Julius dengan gaya kalem yang,kalau aku ini Roger,pasti sangat menyebalkan.” Aku tak peduli soal kekuasaan ataupun kekuatan. Aku hanya ingin meng-klaim hidupku kembali. Aku tak mau hidupku celaka kalau kau salah bertindak,Luke.” Ia menatapku.” Jangan salah paham Luke,aku hanya ingin punya kendali sendiri atas hidupku sendiri. Bukannya bergantung padamu.”
“Tapi---aku tidak paham apa yang kau katakan.“
“Percaya saja,”sela Julius.” Aku tidak setamak 2 orang disana.”Ia mengedikkan kepala pada Roger dan Elaine,yang memprotes,”Hei!” dan “Apa maksudmu!”,tapi ia mengabaikan mereka.” Kita punya kelemahan fatal---“
“GARA-GARA BATU SIALAN ITU!”raung Roger.
“Diamlah,Roger. Ini bagianku,biarkan aku bicara,”kata Julius dengan nada halus,yang tak terlalu kusukai.” Ini benar-benar tak adil. Cobalah mengerti posisiku,Luke. Tak ada enaknya jadi reflection.”
“A-aku tak paham satupun kata-katamu.”
 “Aku tak peduli,”kata Julius,mata coklatnya yang tajam dan misteriusnya menatapku lurus-lurus. Tak enak tau dipandangi mata seperti itu. Rasanya seperti di rontgen,memcari kelemahan dalam dirimu.” Intinya,apapun yang terjadi padamu ,kami akan menderita juga. Contohnya jika kau mati,aku juga mati.”
Aku benar-benar tak paham,tapi untuk amannya aku berkata,” t-tapi bagaimana aku bisa membantumu?”
“Tidak perlu,”jawab Julius dingin.” Lebih baik kau langsung serahkan batu itu,dan segalanya selesai.”
“Selesai---bagaimana?”tanyaku hati-hati.
“Cepatlah!”seru Roger tak sabaran,mengangkat tinjunya.” Kalau kau masih menunda,akan kukeluarkan jantungmu dari dadamu langsung dengan tanganku!”
Ancaman yang tak masuk akal,tapi cukup membuatku takut.
“Tidak,Roger,jangan!”Julius memperingatkan.” Kau tau apa yang akan terjadi jika kau sakiti dia!”
Roger menurunkan tinjunya.” Baiklah. Kau beruntung kali ini.”
“teman-teman,”kata Elaine dengan nada murung.” Master K. C. Memanggil kita kembali. Perubahan rencana. Ayo.”
Roger,masih kesal,berbalik mengikuti Elaine keluar.
Julius memandangku lama-lama sampai aku jadi tak nyaman.” Batunya,”katanya pelan.” Sayang sekali. Kita akan bertemu lagi.”
Lalu ia keluar mengikuti mereka dan menghilang.

2 comments: