Cogsworth Academy adalah sekolah terkeren yang pernah kulihat.
Gedung sekolahnya seperti kastil Edinburgh yang terbuat dari batu
bata merah dan ditata rapi serta menjulang tinggi,dengan ujung atap gedungnya
didesain dengan model menara-menara dengan segala ukuran,berjejer rapi seperti
pola piramida linear. Di ujung atap menara paling tengah dan paling
tinggi,terdapat bendera berwarna coklat tua dengan lambang sekolah Cogsworth
berwarna merah terang.
Aku menatap ke arah taman sekolah yang luas. Segerombol anak
perempuan sedang memetik buah di satu sisi sementara segerombol anak laki-laki
sedang keja-kejaran menaiki skateboard coklat yang sama. Mereka teratwa-tawa
ketika mendesing melewati segerombol anak perempuan tadi,dan anak-anak
perempuan itu dengan kesal melempar apel ke arah anak-anak laki-laki dengan
tenaga pikiran.
Telekinesis.
Alex pemandu tur yang baik. Ia menuntun kami keliling sekolah
sambil menjelaskan ini-itu tentang tempat yang kami kunjungi. Diam-diam aku
sependapat dengan Drake. Jika Alexa menjadi ketua osis,entah apa jadinya
sekolah ini.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras dari arah gerbang depan
sekolah. Tanah tempat kami berpijak bergetar keras.
Aku panik.” Ada apa nih?!”
Semua memasang wajah panik kecuali Alex. Alex dengan kalem
menghela nafas dan memasang ekspresi bosan.
“Rutinitas setiap hari,”kata Alex,tatapannya di arahkan ke gerbang
depan,seolah menanti sesuatu.
Beberapa detik kemudian,sekelebat bayangan merah menyala mendesing
super cepat,terbang keluar dari gerbang,diikuti dengan suara tawa keras. Di
belakangnya,seorang cewek berambut cokelat mengejarnya dengan kecepatan yang
lebih lambat sedikit dari bayangan itu.
Astaga,cewek itu bisa teleport. Sekolah ini benar-benar keren.
Cewek itu tampak sangat berang.” VICTOR REESE!”raungnya dengan
nada tinggi.
“YAHOO!!!”bayangan merah itu tiba-tiba berhenti di udara,terlalu tiba-tiba,sehingga ia terlontar
dari skateboard silvernya dengan cukup keras. Alih-alih jatuh,ia jungkir balik
di udara dan mendarat kembali dengan mantap di skateboardnya. Begitu kakinya
menyentuh skateboard,ia dan skateboardnya terbakar api merah yang
menyala-nyala.
“Aku hanya akan mengucapkan ini sekali saja,”gumam Drake pelan.” Dia hebat.”
“Akrobat yang bertujuan untuk pamer,menurutku,”komentar Alice.
Orang yang ada di skateboard terbang itu adalah seorang anak laki-laki.
Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena seluruh badannya terbakar
api,dan tampaknya ia sedang memegang sesuatu.
“Oh,astaga!”seru anak itu dengan nada super geli.” Menang cepat
saja tidak,harusnya namamu Juno Minor saja!” dan anak itu tertawa
terbahak-bahak.
“Namanya Juno Major,”Alex memberi tahu.
“Major,Minor,”renung Joaquin.
Wajah Juno memerah karena marah.” TURUN KAU!!!”
Victor menjulurkan lidah dan jungkir balik di udara lagi.” Kau
nggak bisa melakukan apa-apa tanpa ini,kan?!”
Victor mengacungkan apa yang sedang dipegangnya.
“Handgun!”seru Angelo,tampak sedikit terkesan.
Aku menatap Alex.” Sebaiknya kita bantu dia.”
Alex tersenyum geli.” Tidak perlu. Hal ini terjadi setiap hari,dan
Juno adalah ketua kedisiplinan khusus untuk mengawasi Victor Reese. Terbaik
dalam bidangnya.”
Juno menarik tali pinggangnya dan melemparnya ke arah Victor. Tali
pinggang itu berubah menjadi tali baja panjang dengan pengait di ujungnya.
Victor mencoba mengelak,tapi Juno mengincar skateboardnya. Ketika tali itu
mengait tepi skateboardnya,Juno menghentak talinya dengan keras dan api Victor
tiba-tiba berubah menjadi air,menyiram dirinya beserta skateboardnya sekaligus.
Seperti kehabisan bahan bakar,skateboard itu tidak terbang lagi melainkan jatuh
bebas ke bumi.
Victor jatuh bebas bersama dengan skateboardnya dan teriakan
“WHOAAAAAAAA” yang nyaring sanggup memecahkan gendang telingaku.
BRUK!!!
Victor meronta-ronta dan menggigil.” AKU BENCI AIR DINGIN!!!
ARGHHH AKU JUGA BENCI AIR!!!”
Juno mendekatinya dengan
ekspresi puas,memungut handgunnya yang tadi juga jatuh ketika Victor jatuh.”
Kau sudah bilang kalimat yang sama untuk ke-116 kalinya,sampai hari ini. Tapi
kau nggak kapok juga,jadi aku nggak segan-segan.”
Drake menggeleng-geleng.” Astaga,apa dia tak pernah mandi?”
“Mandi api?”komentar Angelo.
Juno mendongak,memandang kami,seolah baru menyadari keberadaan
kami.” Oh,tamu ya,Alex?”
Alex mengangguk.
Juno menatap kami satu per satu. Tatapannya berhenti pada Joaquin
dan Drake.
” Kalian tampak tak asing.” Juno berusaha mengingat-ingat.
“Kita sekelas beberapa tahun yang lalu,”kata Joaquin.
“Kelas Musik Sihir,kalau
nggak salah,”tambah Drake.
Juno tersentak,mungkin sudah ingat.”Ah iya! Joaquin dan Drake kan?
Yang satu buta nada dan satu lagi sama sekali tak bisa memainkan
seruling,padahal simpel musiknya.”
Drake menggerutu.” Aku benci seruling.”
Victor melambai mengenaskan dari tanah,menggigil.” Seseorang
tolong,disini ada orang yang sekarat nih! Sudah mau mati gara-gara
hyporthermia!”
Juno mengabaikannya.”Oh ya Drake,mau kupanggilkan dia,tidak?”
Drake memikirkan hal ini sejenak.” Kurasa tidak perlu—tunggu,dia sekolah disini?!”
Juno memandang Drake seolah dia menanyakan kebenaran satu tambah
satu sama dengan dua.” Tentu saja.”
“Bukannya dia homeschool—“
“DRAKE!”
Aku menoleh ke belakang. Seorang anak perempuan yang usianya
sebaya denganku berlari menerobos dari semak-semak tinggi di taman.
Perawakannya tinggi,rambutnya hitam,matanya seperti Drake hanya saja mata abu-abu
Drake lebih gelap. Ia tampaknya sudah memodifikasi seragamnya sendiri. Ia
mengenakan rompi wool coklat dan dasinya merah terang seperti murid lain,tetapi
kemeja dalam putihnya tidak berlengan seperti seharusnya dan bagian bawah
kemeja itu dikeluarkan sembarangan. Ia tidak mengenakan rok kotak-kotak seperti
murid perempuan lainnya,melainkan celana panjang putih dengan garis merah
terang yang memanjang dari ujung atas sampai ke ujung bawah celana panjangnya.
Ia mengenakan boots coklat yang nyaris tersembunyi di bawah celananya. Ia
mengenakan wristband coklat dengan logo DJ dengan sulaman emas dan lengan
kirinya yang agak berotot bahkan bertato DJ juga. Kurasa ia ingin jadi DJ.
“RENATA!”dengap Drake kaget.
Renata memeluk Drake,tampaknya sangat senang.” Aku tak tahu kau
akan datang kemari! Sudah lama tak bertemu!”
“Kita ada berkomunikasi lewat Portal
Mail kan?”kata Drake,tampak senang juga. Belum pernah aku melihat Drake
sesenang itu.
Renata melepas pelukannya.” Mulutku masih tersegel lho! Pihak
keluarga tidak tahu soal Drake!”
Drake menepuk kepala Renata penuh sayang.” Kau memang bisa
diandalkan!”
Angelo berdeham keras.” Ada orang lain disini,sedang berdiri
dengan canggung.”
“DISINI,TOLONGGGG!!!”seru Victor dengan nada mengenaskan. Renata
mencibir ketika melihat Victor.” Nggak ada kerjaan ya,selain mengerjai orang
dan guling-guling di tanah?”
“Ini Renata Ryder,”Drake memperkenalkan.” Sepupu jauhku.”
Renata menatap kami semua,keceriaan menyebar ke seluruh wajahnya.”
Hai! Senang bertemu dengan kalian. Kuharap kita bisa akrab ya,eh?”