“Ryder?”tanyaku.
“Oh ya,”gumam Angelo.” Biasanya kalau 6 orang sekaligus numpang di
rumahnya,kurasa dia gak bakalan senang. Dan aku maklum.”
“Nggak ada pilihan,”kata Joshua.” Kita harus cari dia. Cuma ini
yang terpikir olehku tadi.”
Kami berusaha keluar dari ladang itu ke jalur untuk berjalan. Kami
berjalan menelusuri jalur berjalan dari batu itu sampai kami menemukan sebuah
rumah berlantai satu yang atapnya berwarna kayu. Halamannya luas,dipenuhi
banyak tanaman.
Joshua membunyikan bel.
Setelah sekitar 1 menit,ada yang membuka pintu. Seorang wanita
yang mengenakan pakaian seperti maid memandang kami.”Hm.. anda mencari siapa?”
“Ryder ada? Bilang padanya,urusan penting.”
Maid itu awalnya agak ragu,lalu bergumam,”tunggu sebentar.”lalu
pelayan itu menghilang.
Lalu ada orang lain muncul. Seorang pemuda yang umurnya sebaya
denganku (bedanya dia lebih tinggi kira-kira 10 senti dariku) berdiri disana.
Matanya berwarna abu-abu dingin menyapu kami satu per satu dan rambut hitamnya
tampak berantakan. Ia mengenakan T-shirt hitam dan jeans hitam. Dari caranya
menatap kami,ia terlihat seperti orang arogan yang nggak bakalan diam kalau
dipermainkan atau direndahkan.
Dan dia tidak terlihat terlalu senang melihat kami.
“Nah? Ada apa?”gumamnya dengan suara berat yang tidak terlalu
ramah.
“Kau baru bangun tidur?”kata Alice jijik.” Ini kan sudah mau
siang!”
Pemuda itu melemparkan tatapan sebal pada Alice.” Lebih tepatnya
aku nggak tidur semalaman gara-gara mengurus...yah,banyak urusan,Miss Peverell.
Nah sekarang kalian ada urusan apa denganku? Kalian sampai datang dengan
rombongan besar begini.”
Tapi berlawanan dari penampilannya yang berantakkan sekarang,aku
punya perasaan bahwa dia sebenarnya
adalah tipe orang berharga diri tinggi yang bisa saja melakukan banyak
tindakan berbahaya yang tak terduga dan tak bakalan gagal seandainya dia ingin
mengenyahkan seseorang yang tidak dia sukai. Dia punya ambisi besar,dan mungkin
biasanya dia tak berpenampilan seberantakkan ini. Mungkin dia bisa saja menjadi
sangat emosional,tergantung dari moodnya,meski biasanya tidak. Mungkin dia tipe
orang yang bisa setia kawan,saking setianya mungkin dia bisa mengkhianati
seantero negeri demi---
Jantungku mencelos ketika ia menunjukku dengan garang.” KAU!
HENTIKAN ITU!”
Aku menggumamkan sesuatu yang tolol seperti,”Heee???”
“Jangan membaca karakter orang seperti itu! Kau ini nggak punya
tata krama ya?!”
“Hah?”
Alice tampaknya paham.” Seperti baca kenangan orang. Hentikan
Luke. Berguna jika seandainya kau ingin mempelajari musuhmu. Seharusnya kau
terapkan teknik itu pada Julius dkk,kau tahu.”
“Bagaimana kau bisa tahu?”tanyaku.
Pemuda itu kesal luar biasa.”Pokoknya hentikan. Atau kau akan
kukurung di antara dimensi waktu dan kau akan muncul tiba-tiba di perut T-rex!”
Meski terdengar tak masuk akal,tapi cara bicara pemuda itu sangat
sungguh-sungguh,sehingga aku hampir percaya dia bisa saja melaksanakan
ancamannya.
Joshua berdehem.” Well,”katanya dengan nada resmi,”Perkenalkan ini
Luke Kingston. Nah,Luke,ini Ryder. Seorang wizard—“
“Enchanter,”tukas Ryder dengan nada tersinggung.
“Sebetulnya sama saja dan—“
“Nggak sama,”Ryder bersikeras.” Wizard itu—“
Ben memotong,”Kurasa itu bukan masalah. Yah,ada masalah yang lebih
mendesak.”
Joshua mengerjapkan mata.” Ya benar.” Seolah dia baru ingat apa
tujuannya kemari. Kemudian ia menceritakan segalanya,dari masalah Julius,Roger
dan Elaine yang mencariku dan penculikan George,kemudian sampai aku menyihir
sesuatu yang terlalu besar(Alice mendengus kesal ketika Joshua menjelaskan soal
masalah ini) dan memancing antek-antek K.C datang.
Ryder tampak khawatir,sikapnya langsung berubah 180 derajat
setelah mendengar penjelasan Joshua.” Gawat.”
Lalu aku teringat sesuatu.
“George,”kataku pelan.” Dia datang di mimpiku dan bilang bahwa
surat petunjuk itu palsu. Katanya kita harus menemukan Claire,penyihir angin.
Katanya Angelo kenal dia.”
“Sorceress,”Ryder setuju.” Claire Lavonne. Dulu dia partner kerja
ku.”
“Dulu?”kata Alice.” Memangnya sekarang tidak lagi?”
Ryder menggeleng.” Sekarang kabarnya tidak terdengar lagi.
Kudengar dia dibunuh. Cewek berambut coklat berhati baik.”
Angelo merenung.” Yah dia kerabat jauhku. Tapi terakhir kali aku
melihatnya,sepertinya 10 tahun yang lalu deh. Waktu reuni keluarga besar.
Kemudian kabarnya dia pindah ke luar negeri.”
Ryder mendengus remeh.” Ke luar negeri? Yang benar saja,Angelo
Princeton. Terakhir kali aku bertemu dia tahun lalu,dan dia tidak pernah keluar
negeri.”
Angelo mengangkat alis,seolah ingin berkata,Yah,terserah deh.
“Jadi kalian sekarang nggak bisa pulang,”kata Ryder sambil
berpikir.” Hmm...kurasa pelayanku bisa menyiapkan 6 kamar yah..”
Aku menatap rumah nya yang bisa dibilang sederhana.” 6 kamar? Yang
benar saja. Pelayan?”
Angelo dan Alice menatapku seolah aku gila.” Tak dapatkah kau
melihat betapa—“
Ryder menyeringai.” Bocah,kau harus
belajar melatih matamu sedikit. Nah,ayo masuk.”
Lalu kami masuk.
Well,kuakui
kalau penglihatanku benar-benar payah.
Ketika
masuk ke dalam rumah itu(atau pondok,terserah),kukira aku sedang berada di
Louvre Museum atau semacamnya. Langit-langitnya saja begitu tinggi dan
megah,dindingnya ditempeli wallpaper emas dengan bunga forget-me-not sebagai
latar belakangnya. Kandelir-kandelir kristal berjejer di sepanjang
langit-langit,dan banyak lukisan antik digantung di sepanjang dinding dengan
bingkai yang berukir. Wow,gumamku
dalam hati. Tuh kan,Ryder bukan orang yang serampangan.
“Pelayan
akan menyiapkan kamar kalian,”kata Ryder.” Well anggap saja rumah sendiri.”
Dari
belokan kanan muncul 6 orang pelayan. Seorang pelayan cewek yang berambut merah
mengangguk padaku dan mengisyaratkan agar aku mengikutinya.”Mari ikut aku,Sir
Kingston.”
Pelayan
itu membimbingku naik tangga putar yang desainnya seperti medieval
design,kemudian sampai di lantai 2. Ia membuka pintu kayu mewah yang pertama
paling dekat tangga. Aku masuk,dan mengagumi desain interiornya. Lantainya
berkarpet bulu dengan corak harimau,dindingnya bercat krem yang bisa dibilang
lebih sederhana daripada lantai bawah tadi. Ada lemari pakaian kayu didekat
jendela,dan sebuah tempat tidur berseprai putih tepat di hadapan lemari itu.
Tipe kamar yang kusuka.
“Silahkan,Sir,”kata
pelayan itu dengan nada ramah dan sopan.” Apakah anda ingin baju ganti yang
baru? Kelihatannya anda baru pulang dari perjalanan jauh.”
Aku
memandang pakaianku. Ya ampun,banyak debu dan tanah mencoreng bajuku. Pasti
gara-gara terowongan bawah tanah itu.
“Err,kurasa
itu ide yang bagus.”
Sementara
pelayan itu menata pakaian-pakaian baru di lemari pakaian,aku memutuskan untuk
mengisi keheningan.
“Bisa kau
ceritakan sedikit soal Ryder?”tanyaku.” bagaimana dia bisa punya istana begini
mewah dibalik sebuah pondok sederhana dan di tengah ladang anggur?”
“Sir Ryder
itu enchanter,Sir,”jawab pelayan itu sambil memilah t-shirt dan jeans.”
Enchanter yang kuat. Beliau bisa melakukan apa saja.”
“Seharusnya
dia bisa berpakaian lebih rapi,”gerutuku.
“Oh,beliau
orang yang sibuk,Sir. Beliau bekerja di White House sebagai penyamaran,dan juga
sebagai pengacara. Mungkin nggak sekeren istilahnya Sir. Menurut saya. Walau
agak egois dan arogan,tapi beliau orang yang baik.”
Aku
manggut-manggut.” Katanya dulu dia punya partner kerja.”
“Lady
Lavonne,”jawab pelayan itu.” Beliau juga gadis yang baik. Di antara gosip para
pelayan,Sir,katanya mereka sempat pacaran selama seminggu sebelum Lady Lavonne
tiba-tiba lenyap. Diculik.”
Aku
mengernyit.” Diculik? Bukannya dibunuh? Mati?”
Pelayan
itu menatapku dengan ekspresi serius,memelankan suaranya.” Tidak,Sir. Beliau
tidak mati. Sir Ryder tak ingin membahas masalah ini,sehingga beliau bilang
begitu. Satu rahasia,Sir,bahwa Sir Ryder masih mencari gadis malang itu sampai
sekarang,soalnya kabarnya,Lady Lavonne ditawan K.C.”
No comments:
Post a Comment