Saturday, July 13, 2013

Chapter 6 Meet some new friends - Part 3


“Ryder?”tanyaku.
“Oh ya,”gumam Angelo.” Biasanya kalau 6 orang sekaligus numpang di rumahnya,kurasa dia gak bakalan senang. Dan aku maklum.”
“Nggak ada pilihan,”kata Joshua.” Kita harus cari dia. Cuma ini yang terpikir olehku tadi.”
Kami berusaha keluar dari ladang itu ke jalur untuk berjalan. Kami berjalan menelusuri jalur berjalan dari batu itu sampai kami menemukan sebuah rumah berlantai satu yang atapnya berwarna kayu. Halamannya luas,dipenuhi banyak tanaman.
Joshua membunyikan bel.
Setelah sekitar 1 menit,ada yang membuka pintu. Seorang wanita yang mengenakan pakaian seperti maid memandang kami.”Hm.. anda mencari siapa?”
“Ryder ada? Bilang padanya,urusan penting.”
Maid itu awalnya agak ragu,lalu bergumam,”tunggu sebentar.”lalu pelayan itu menghilang.
Lalu ada orang lain muncul. Seorang pemuda yang umurnya sebaya denganku (bedanya dia lebih tinggi kira-kira 10 senti dariku) berdiri disana. Matanya berwarna abu-abu dingin menyapu kami satu per satu dan rambut hitamnya tampak berantakan. Ia mengenakan T-shirt hitam dan jeans hitam. Dari caranya menatap kami,ia terlihat seperti orang arogan yang nggak bakalan diam kalau dipermainkan atau direndahkan.
Dan dia tidak terlihat terlalu senang melihat kami.
“Nah? Ada apa?”gumamnya dengan suara berat yang tidak terlalu ramah.
“Kau baru bangun tidur?”kata Alice jijik.” Ini kan sudah mau siang!”
Pemuda itu melemparkan tatapan sebal pada Alice.” Lebih tepatnya aku nggak tidur semalaman gara-gara mengurus...yah,banyak urusan,Miss Peverell. Nah sekarang kalian ada urusan apa denganku? Kalian sampai datang dengan rombongan besar begini.”
Tapi berlawanan dari penampilannya yang berantakkan sekarang,aku punya perasaan bahwa dia sebenarnya  adalah tipe orang berharga diri tinggi yang bisa saja melakukan banyak tindakan berbahaya yang tak terduga dan tak bakalan gagal seandainya dia ingin mengenyahkan seseorang yang tidak dia sukai. Dia punya ambisi besar,dan mungkin biasanya dia tak berpenampilan seberantakkan ini. Mungkin dia bisa saja menjadi sangat emosional,tergantung dari moodnya,meski biasanya tidak. Mungkin dia tipe orang yang bisa setia kawan,saking setianya mungkin dia bisa mengkhianati seantero negeri demi---
Jantungku mencelos ketika ia menunjukku dengan garang.” KAU! HENTIKAN ITU!”
Aku menggumamkan sesuatu yang tolol seperti,”Heee???”
“Jangan membaca karakter orang seperti itu! Kau ini nggak punya tata krama ya?!”
“Hah?”
Alice tampaknya paham.” Seperti baca kenangan orang. Hentikan Luke. Berguna jika seandainya kau ingin mempelajari musuhmu. Seharusnya kau terapkan teknik itu pada Julius dkk,kau tahu.”
“Bagaimana kau bisa tahu?”tanyaku.
Pemuda itu kesal luar biasa.”Pokoknya hentikan. Atau kau akan kukurung di antara dimensi waktu dan kau akan muncul tiba-tiba di perut T-rex!”
Meski terdengar tak masuk akal,tapi cara bicara pemuda itu sangat sungguh-sungguh,sehingga aku hampir percaya dia bisa saja melaksanakan ancamannya.
Joshua berdehem.” Well,”katanya dengan nada resmi,”Perkenalkan ini Luke Kingston. Nah,Luke,ini Ryder. Seorang wizard—“
“Enchanter,”tukas Ryder dengan nada tersinggung.
“Sebetulnya sama saja dan—“
“Nggak sama,”Ryder bersikeras.” Wizard itu—“
Ben memotong,”Kurasa itu bukan masalah. Yah,ada masalah yang lebih mendesak.”
Joshua mengerjapkan mata.” Ya benar.” Seolah dia baru ingat apa tujuannya kemari. Kemudian ia menceritakan segalanya,dari masalah Julius,Roger dan Elaine yang mencariku dan penculikan George,kemudian sampai aku menyihir sesuatu yang terlalu besar(Alice mendengus kesal ketika Joshua menjelaskan soal masalah ini) dan memancing antek-antek K.C datang.
Ryder tampak khawatir,sikapnya langsung berubah 180 derajat setelah mendengar penjelasan Joshua.” Gawat.”
Lalu aku teringat sesuatu.
“George,”kataku pelan.” Dia datang di mimpiku dan bilang bahwa surat petunjuk itu palsu. Katanya kita harus menemukan Claire,penyihir angin. Katanya Angelo kenal dia.”
“Sorceress,”Ryder setuju.” Claire Lavonne. Dulu dia partner kerja ku.”
“Dulu?”kata Alice.” Memangnya sekarang tidak lagi?”
Ryder menggeleng.” Sekarang kabarnya tidak terdengar lagi. Kudengar dia dibunuh. Cewek berambut coklat berhati baik.”
Angelo merenung.” Yah dia kerabat jauhku. Tapi terakhir kali aku melihatnya,sepertinya 10 tahun yang lalu deh. Waktu reuni keluarga besar. Kemudian kabarnya dia pindah ke luar negeri.”
Ryder mendengus remeh.” Ke luar negeri? Yang benar saja,Angelo Princeton. Terakhir kali aku bertemu dia tahun lalu,dan dia tidak pernah keluar negeri.”
Angelo mengangkat alis,seolah ingin berkata,Yah,terserah deh.
“Jadi kalian sekarang nggak bisa pulang,”kata Ryder sambil berpikir.” Hmm...kurasa pelayanku bisa menyiapkan 6 kamar yah..”
Aku menatap rumah nya yang bisa dibilang sederhana.” 6 kamar? Yang benar saja. Pelayan?”
Angelo dan Alice menatapku seolah aku gila.” Tak dapatkah kau melihat betapa—“
Ryder menyeringai.” Bocah,kau harus belajar melatih matamu sedikit. Nah,ayo masuk.”
Lalu kami masuk.
Well,kuakui kalau penglihatanku benar-benar payah.                                                                          
Ketika masuk ke dalam rumah itu(atau pondok,terserah),kukira aku sedang berada di Louvre Museum atau semacamnya. Langit-langitnya saja begitu tinggi dan megah,dindingnya ditempeli wallpaper emas dengan bunga forget-me-not sebagai latar belakangnya. Kandelir-kandelir kristal berjejer di sepanjang langit-langit,dan banyak lukisan antik digantung di sepanjang dinding dengan bingkai yang berukir. Wow,gumamku dalam hati. Tuh kan,Ryder bukan orang yang serampangan.
“Pelayan akan menyiapkan kamar kalian,”kata Ryder.” Well anggap saja rumah sendiri.”
Dari belokan kanan muncul 6 orang pelayan. Seorang pelayan cewek yang berambut merah mengangguk padaku dan mengisyaratkan agar aku mengikutinya.”Mari ikut aku,Sir Kingston.”
Pelayan itu membimbingku naik tangga putar yang desainnya seperti medieval design,kemudian sampai di lantai 2. Ia membuka pintu kayu mewah yang pertama paling dekat tangga. Aku masuk,dan mengagumi desain interiornya. Lantainya berkarpet bulu dengan corak harimau,dindingnya bercat krem yang bisa dibilang lebih sederhana daripada lantai bawah tadi. Ada lemari pakaian kayu didekat jendela,dan sebuah tempat tidur berseprai putih tepat di hadapan lemari itu. Tipe kamar yang kusuka.
“Silahkan,Sir,”kata pelayan itu dengan nada ramah dan sopan.” Apakah anda ingin baju ganti yang baru? Kelihatannya anda baru pulang dari perjalanan jauh.”
Aku memandang pakaianku. Ya ampun,banyak debu dan tanah mencoreng bajuku. Pasti gara-gara terowongan bawah tanah itu.
“Err,kurasa itu ide yang bagus.”
Sementara pelayan itu menata pakaian-pakaian baru di lemari pakaian,aku memutuskan untuk mengisi keheningan.
“Bisa kau ceritakan sedikit soal Ryder?”tanyaku.” bagaimana dia bisa punya istana begini mewah dibalik sebuah pondok sederhana dan di tengah ladang anggur?”
“Sir Ryder itu enchanter,Sir,”jawab pelayan itu sambil memilah t-shirt dan jeans.” Enchanter yang kuat. Beliau bisa melakukan apa saja.”
“Seharusnya dia bisa berpakaian lebih rapi,”gerutuku.
“Oh,beliau orang yang sibuk,Sir. Beliau bekerja di White House sebagai penyamaran,dan juga sebagai pengacara. Mungkin nggak sekeren istilahnya Sir. Menurut saya. Walau agak egois dan arogan,tapi beliau orang yang baik.”
Aku manggut-manggut.” Katanya dulu dia punya partner kerja.”
“Lady Lavonne,”jawab pelayan itu.” Beliau juga gadis yang baik. Di antara gosip para pelayan,Sir,katanya mereka sempat pacaran selama seminggu sebelum Lady Lavonne tiba-tiba lenyap. Diculik.”
Aku mengernyit.” Diculik? Bukannya dibunuh? Mati?”
Pelayan itu menatapku dengan ekspresi serius,memelankan suaranya.” Tidak,Sir. Beliau tidak mati. Sir Ryder tak ingin membahas masalah ini,sehingga beliau bilang begitu. Satu rahasia,Sir,bahwa Sir Ryder masih mencari gadis malang itu sampai sekarang,soalnya kabarnya,Lady Lavonne ditawan K.C.”

No comments:

Post a Comment