Tanpa disangka-sangka,ternyata Angelo sedang di teras menikmati espresso. Aku melihat jam di dinding.
Jam 7 pagi. Ngapain dia disini jam segini?
Aku berjalan ke teras,menyapanya. “ Halo.”
Ia memandangku dengan mata cokelatnya. “Selamat Pagi! Tidurmu
nyenyak?”
Aku menatapnya was-was.” Apa?” Kukira dia tahu soal mimpiku.
Angelo mengangkat bahu. “Kenapa? Itu pertanyaan yang wajar kan
ditanyakan di pagi hari? Atau kau mimpi buruk?”
Sebelum aku sempat menjawab,Alice keluar dari pintu depan rumah.”
Ayo kita mulai. Kita tahu bahwa kau banyak berlatih fisik,Luke. Itu bagus,jadi
membuat segalanya jadi lebih mudah. Bagaimana kalau dimulai dari...melatih kekuatanmu?”
Aku menelengkan kepala,bingung.” Maksudnya?”
“Seperti...” Alice maju selangkah dan menunjukku.” Pelatihan untuk
menghadapi ini?”
Tiba-tiba T-shirtku terbakar api biru. Bagus,aku panik.” Hey!”
Alice menurunkan tangannya dan api itu padam.” Melakukan sihir
kecil-kecilan begini sih boleh. Kalau sihir yang besar,itu akan menarik
perhatian K.C. Jadi,minimalkan penggunaan sihirmu. Hanya digunakan bila
benar-benar perlu. Jadi hari ini kita akan latihan begitu.”
Angelo nyengir. “ Jangan sampai gagal,Luke,atau Alice akan
membunuhmu dengan pisau dapur.”
Alice memandang Angelo dengan tatapan dingin menusuk,dan cengiran
Angelo lenyap sama cepatnya dengan dimulainya.
“Kita akan mulai dari yang sederhana,”kata Alice lagi,masih belum
melepaskan tatapan mematikannya dari Angelo.” Kau akan belajar membuat bola
listrik.”
“Bola listrik?”tanyaku bego.
“Pusatkan pikiran,fokus,jangan pikir yang lain-lain,sihir.
Selesai.”
Angelo mendengus.” Semoga berhasil dengan ajaran simpel yang tak
jelas itu.”
Alice melontarkan tatapan berbahaya pada Angelo.” Mau kumur-kumur
dengan api kompor lagi,Angelo? Terakhir
kali,aku ingat kau nyaris meledak gara-gara itu.”
Angelo memucat,seolah itulah hal yang paling ingin dia lupakan.“Nggak,makasih.
Silahkan teruskan. Masih untung aku hidup.”
Alice menghela nafas.”Nah Luke,sihir ini kerjanya agak berbeda
dari yang sihir yang ada di buku cerita fantasi. Di buku fantasi,sihir akan
semakin mantap bila banyak berlatih. Itu memang benar, tapi justru semakin dilatih maka akan semakin
menarik perhatian musuh. Kudengar,K.C punya GPS untuk melacak kita dari sihir
kita.”
“Nggak bagus,”Angelo setuju.” Terakhir kali dilacak,keadaannya
nggak bagus.”
“Terakhir kali?”tanyaku.
“Kalau sihir kecil begini sih nggak akan terlacak,”kata
Alice,sementara Angelo berkata pada saat bersamaan,”Iya nggak bagus.” Lalu ia
memandang Alice.” Joshua nyaris kehilangan kakinya. Lalu Roger bego itu nyaris
juga menggergaji leherku.”
Alice memutar bola matanya seolah tidak ingin membahas masalah
itu.”Sekarang,Luke,buat bola listrik.”
Aku memandang jari-jari tanganku.” Fokus?”
“Iya.”
Aku memejamkan mata,berusaha mengosongkan pikiran dan fokus. Aku
membayangkan listrik biru yang berbentuk bola akan muncul di telapak tanganku.
Tapi nggak semudah itu. Rasanya sepertinya semua tubuhku
memanas,dan kepalaku nyut-nyutan. Aku tidak mengerti kenapa bisa sampai begini
(soalnya cara Alice menyihir api begitu mudah dan spontan) kemudian aku
mendengar suara penuh peringatan Alice.
“STOP!!!”
Aku membuka mata dan melihat Alice yang memandangku dengan ngeri.
Angelo sedang memandang panik ke arah langit. Aku menengadah dan terperangah.
Langitnya hitam dan awan-awan hitam mulai mengumpul,membentuk
sebuah pusaran dan ada petir menyambar-nyambar. Sepertinya aku sudah membawa
badai petir kesini. Oke. Satu masalah baru.
Alice menggeram kesal.” Bagus. Sekarang mereka tahu dimana kita.”
Lalu ia menancapkan tatapan kesalnya padaku.” Kubilang bola listrik,bukan bawa
halilintar ke sini!”
Sebelum aku sempat meminta maaf,Angelo berseru,”Masuk ke rumah.
SEKARANG!”
Lalu kami bertiga segera melesat masuk ke rumah. Joshua datang
dari arah ruang makan bersama Ben,tampak sisa mayonaise menempel di pipi Ben.
Kayaknya dia panik.
Aku bergumam,”Ada mayo--“
“Ayah,kita harus pergi dari sini,”potong Alice.” Sebentar lagi
mereka akan kesini!”
“M-mereka siapa?”tanya Ben agak linglung.
Joshua tampak khawatir.” Kau benar. Ayo ikut aku.”
Kami semua mengikuti Joshua turun ke...ruang bawah tanah,tepatnya
ada lorong dibalik lemari piring.
“Luke dulu,”kata Joshua.
“Wow,”Angelo berdecak kagum.” Dari dulu aku pengen punya ruang
bawah tanah sendiri.”
Kami menuruni tangga bawah tanah yang gelap,lalu berlari sampai
berhenti di jalan buntu,soalnya aku menabrak dinding bata yang keras.
“Bagus,”gerutuku.” Buntu.”
Terdengar suara Joshua yang mendesak.” Minggir,Luke.”
Joshua merangsek kedepan dan membuka pintu tingkap yang ada di
langit-langit.
Click.
Joshua keluar,diikuti olehku. Aku memandang sekeliling.
“Ladang anggur?”tanyaku.” sejak kapan ada ladang anggur di tengah
kota?”
Joshua nyengir.” Kuralat sedikit jalan terowongannya.”
Aku menatapnya.” Maksudmu... sihir?”
Sebelum Joshua sempat menjawab,Angelo berkata,”Ini
kan...tempatnya---”
“Ya,”kata Alice kalem.” Sepertinya kita
bakalan numpang. Semoga Ryder nggak keberatan.”
No comments:
Post a Comment