Saturday, July 13, 2013

Chapter 6 - Meet Some new friends -part 2


 Well,pelatihannya tidak berjalan selancar yang kukira.
Tanpa disangka-sangka,ternyata Angelo sedang di teras menikmati espresso. Aku melihat jam di dinding. Jam 7 pagi. Ngapain dia disini jam segini?
Aku berjalan ke teras,menyapanya. “ Halo.”
Ia memandangku dengan mata cokelatnya. “Selamat Pagi! Tidurmu nyenyak?”
Aku menatapnya was-was.” Apa?” Kukira dia tahu soal mimpiku.
Angelo mengangkat bahu. “Kenapa? Itu pertanyaan yang wajar kan ditanyakan di pagi hari? Atau kau mimpi buruk?”
Sebelum aku sempat menjawab,Alice keluar dari pintu depan rumah.” Ayo kita mulai. Kita tahu bahwa kau banyak berlatih fisik,Luke. Itu bagus,jadi membuat segalanya jadi lebih mudah. Bagaimana kalau dimulai dari...melatih kekuatanmu?”
Aku menelengkan kepala,bingung.” Maksudnya?”
“Seperti...” Alice maju selangkah dan menunjukku.” Pelatihan untuk menghadapi ini?”
Tiba-tiba T-shirtku terbakar api biru. Bagus,aku panik.” Hey!”
Alice menurunkan tangannya dan api itu padam.” Melakukan sihir kecil-kecilan begini sih boleh. Kalau sihir yang besar,itu akan menarik perhatian K.C. Jadi,minimalkan penggunaan sihirmu. Hanya digunakan bila benar-benar perlu. Jadi hari ini kita akan latihan begitu.”
Angelo nyengir. “ Jangan sampai gagal,Luke,atau Alice akan membunuhmu dengan pisau dapur.”
Alice memandang Angelo dengan tatapan dingin menusuk,dan cengiran Angelo lenyap sama cepatnya dengan dimulainya.
“Kita akan mulai dari yang sederhana,”kata Alice lagi,masih belum melepaskan tatapan mematikannya dari Angelo.” Kau akan belajar membuat bola listrik.”
“Bola listrik?”tanyaku bego.
“Pusatkan pikiran,fokus,jangan pikir yang lain-lain,sihir. Selesai.”
Angelo mendengus.” Semoga berhasil dengan ajaran simpel yang tak jelas itu.”
Alice melontarkan tatapan berbahaya pada Angelo.” Mau kumur-kumur dengan api  kompor lagi,Angelo? Terakhir kali,aku ingat kau nyaris meledak  gara-gara itu.”
Angelo memucat,seolah itulah hal yang paling ingin dia lupakan.“Nggak,makasih. Silahkan teruskan. Masih untung aku hidup.”
Alice menghela nafas.”Nah Luke,sihir ini kerjanya agak berbeda dari yang sihir yang ada di buku cerita fantasi. Di buku fantasi,sihir akan semakin mantap bila banyak berlatih. Itu memang benar, tapi  justru semakin dilatih maka akan semakin menarik perhatian musuh. Kudengar,K.C punya GPS untuk melacak kita dari sihir kita.”
“Nggak bagus,”Angelo setuju.” Terakhir kali dilacak,keadaannya nggak bagus.”
“Terakhir kali?”tanyaku.
“Kalau sihir kecil begini sih nggak akan terlacak,”kata Alice,sementara Angelo berkata pada saat bersamaan,”Iya nggak bagus.” Lalu ia memandang Alice.” Joshua nyaris kehilangan kakinya. Lalu Roger bego itu nyaris juga menggergaji leherku.”
Alice memutar bola matanya seolah tidak ingin membahas masalah itu.”Sekarang,Luke,buat bola listrik.”
Aku memandang jari-jari tanganku.” Fokus?”
“Iya.”
Aku memejamkan mata,berusaha mengosongkan pikiran dan fokus. Aku membayangkan listrik biru yang berbentuk bola akan muncul di telapak tanganku.
Tapi nggak semudah itu. Rasanya sepertinya semua tubuhku memanas,dan kepalaku nyut-nyutan. Aku tidak mengerti kenapa bisa sampai begini (soalnya cara Alice menyihir api begitu mudah dan spontan) kemudian aku mendengar suara penuh peringatan Alice.
“STOP!!!”
Aku membuka mata dan melihat Alice yang memandangku dengan ngeri. Angelo sedang memandang panik ke arah langit. Aku menengadah dan terperangah.
Langitnya hitam dan awan-awan hitam mulai mengumpul,membentuk sebuah pusaran dan ada petir menyambar-nyambar. Sepertinya aku sudah membawa badai petir kesini. Oke. Satu masalah baru.
Alice menggeram kesal.” Bagus. Sekarang mereka tahu dimana kita.” Lalu ia menancapkan tatapan kesalnya padaku.” Kubilang bola listrik,bukan bawa halilintar ke sini!”
Sebelum aku sempat meminta maaf,Angelo berseru,”Masuk ke rumah. SEKARANG!”
Lalu kami bertiga segera melesat masuk ke rumah. Joshua datang dari arah ruang makan bersama Ben,tampak sisa mayonaise menempel di pipi Ben. Kayaknya dia panik.
Aku bergumam,”Ada mayo--“
“Ayah,kita harus pergi dari sini,”potong Alice.” Sebentar lagi mereka akan kesini!”
“M-mereka siapa?”tanya Ben agak linglung.
Joshua tampak khawatir.” Kau benar. Ayo ikut aku.”
Kami semua mengikuti Joshua turun ke...ruang bawah tanah,tepatnya ada lorong dibalik lemari piring.
“Luke dulu,”kata Joshua.
“Wow,”Angelo berdecak kagum.” Dari dulu aku pengen punya ruang bawah tanah sendiri.”
Kami menuruni tangga bawah tanah yang gelap,lalu berlari sampai berhenti di jalan buntu,soalnya aku menabrak dinding bata yang keras.
“Bagus,”gerutuku.” Buntu.”
Terdengar suara Joshua yang mendesak.” Minggir,Luke.”
Joshua merangsek kedepan dan membuka pintu tingkap yang ada di langit-langit.
Click.
Joshua keluar,diikuti olehku. Aku memandang sekeliling.
“Ladang anggur?”tanyaku.” sejak kapan ada ladang anggur di tengah kota?”
Joshua nyengir.” Kuralat sedikit jalan terowongannya.”
Aku menatapnya.” Maksudmu... sihir?”
Sebelum Joshua sempat menjawab,Angelo berkata,”Ini kan...tempatnya---”
“Ya,”kata Alice kalem.” Sepertinya kita bakalan numpang. Semoga Ryder nggak keberatan.”

No comments:

Post a Comment